Cara UMKM Kuliner Bertahan dan Berkembang di Era Digital Pasca Pandemi covid 19

Disclaimer

Saya bukan pakar digital marketing, hanya sukarelawan yang banyak melakukan pendampingan UMKM di lingkungan sekitar.

Saya bukan type orang yang suka bertele-tele, tapi karena google menyukai artikel yang panjang dan lengkap, maka saya berusaha mmemperhatikan dan memenuhi struktur artikel yang baik menurut google. Jadi mohon dimaklumi ya...🙏🏻

Cara UMKM Kuliner Bertahan dan Berkembang di Era Digital Pasca Pandemi covid 19

Pendahuluan

Pandemi virus covid 19 yang sudah hampir berlangsung 2 tahun ini kita alami, membuat ruang gerak kita menjadi terbatas. Dan sebagai pengusaha mikro dan kecil, sanga merasakan dampak dari pandemi ini. Jangankan berkembang, masih bisa bertahan saja sudah bagus. Akibat adanya pembatasan aktifitas masyarakat demi mencegah semakin masifnya penyebaran virus covid, terjadi pula perubahan perilaku pada masyarakat. Siap tidak siap, tiba-tiba sebagian besar aktifitas harus dilakukan secara online atau daring (dalam jaringan). Perkantoran, sekolah, pertemuan, dan kegiatan bisnis pun banyak dilakukan melalui sambungan internet. Disadari atau tidak, kondisi ini yang akan mempercepat kita semua memasuki era digital. Dan kita tidak mengetahui dengan persis, kapan pandemi virus corona ini akan beakhir. Jadi segala antisipasi untuk menghadapi berbagai kemungkinan yang akan terjadi ke depannya, harus kita lakukan mulai sekarang.

Masalah Mendasar UMKM

Saya bukan pakar analisis, tapi sebagai pelaku umkm dan bersentuhan langsung dengan teman-teman umkm lainnya, saya melakukan sedikit pengamatan persoalan mendasar UMKM. Yang secara sederhana saya bagi point-point penting saja persoalan UMKM sebagai berikut:

  1. Modal. Modal yang sudah sangat pas-pasan masih harus dibagi-bagi dengan kebutuhan sehari-hari diluar kebutuhan usahanya. Saya paham ini memang persoalan klasik UMKM karena memang kurang terampil dalam mengelola modal dan aset usaha yang dimiliki.

  2. Jeratan Hutang. Masih terkait dengan poin satu diatas. Aktifitas gali lubang tutup lubang menyita waktu a pikiran produktif masyarakat pelaku UMKM. Ini juga masalah klasih yang muter-muter, bolak-balik antara point satu diatas dengan point yang kedua ini.

  3. Produk dan jenis usaha tidak bisa konsisten. Hari ini bikin produk A...bulan depan bisa berganti produk B, C, dan seterusnya. Bulan ini menekuni Shibori (mungkin setelah mendapat pelatihan di kelurahan)....dua-tiga bulan kemudian sudah ganti usaha jualan pecel. Hal ini terjadi karena naluri pelaku UMKM untuk bertahan hidup dan menyesuaikan diri dengan kondisi yang ada.

  4. Kurang trampil di bidang usahanya. Banyak pelaku UMKM yang terjun ke bidang usaha tertentu bukan karena pilihan, melainkan keterpaksan. Sempitnya lapangan kerja membuat tidak banyak pilihan, mau gak mau tejun di bidang usaha walau skill masih pas-pasan. Jadi tida perlu heran jika usaha-usaha mikro berjalan asal jalan dan kurang profesional, walau tidak seluruhnya seperti itu, saya tidak meng-generalisir. Tapi fakttor ini juga jadi salah satu penyebab usaha mikro sulit menjaring pelanggan, bahkan sering kehilangan pelanggan potensial. Beda dengan usaha mikro yang dijalankan penuh dedikasi, profesional dan skill yang memadai sesua bidang usahanya. UMKM yang semacam itu akan bisa bertahan dan relatif lebih mudah untuk diajak berkembang oleh pemerintah melalui beberapa progamnya.

  5. Gagap teknologi alias gaptek. Point terakhir inilah yang akan kita bahas lebih lanjut dalam uraian di bawah ini..

Dalam beberapa kali pertemuan dengan UMKM maupun pelatihan-pelatihan usaha mikro disekitar saya, kebanyakan usaha mikro masih setia dengan hape low-end, sesuai kebutuhan untuk menelpon, wa, sms dan update status di medsos versi mobile.

Sebenarnya tidak terlalu masalah dengan hape android jadul sekalipun, asalkan bisa memanfaatkan secara maksimal untuk keperluan pengembangan usahanya.

Memilih Aplikasi untuk Jualan Online Bagi UMKM

Istilah kerennya memilih platform toko online untuk jualan produk UMKM di internet. Saya persempit pembahasannya di jenis usaha UMKM bidang kuliner (meski usaha jenis lain juga bisa memakai cara ini).

Anda mau berjualan di Shopee food, Grab food, Go food dan lain-lain silahkan saja, asalkan bisa memenuhi persyaratannya, maka Anda sudah bisa jualan kuliner secara daring.

Namun di artikel ini saya ingin sarankan Anda, para pelaku UMKM kuliner, untuk mulai mempertimbangkan promosi usaha lewat Google Bisnisku.

Secara lebih lengkap mengenai Google Bisnisku akan saya bahas di bagian ke 2, supaya artikel ini tidak menjadi terlalu panjang. Selanjutnya bisa Anda baca (klik): Google Bisnisku, Cara Mudah untuk Jualan Online Bagi UMKM

Next Post Previous Post
No Comment
Add a comment
comment url