Langit sore mulai merona jingga ketika Alana memutuskan untuk kembali ke tempat itu—taman kecil di sudut kota yang dulu menjadi saksi bisu kisahnya bersama Bagas. Duduk di bangku kayu yang mulai lapuk, ia menghela napas panjang. Hatinya masih penuh sesak. “Kenapa melepaskan itu susah sekali?” pikirnya.