Pandangan Orang Jawa tentang 11 Tahapan Kehidupan: Unsur Penting Kearifan Lokal

Pandangan orang Jawa tentang 11 tahapan kehidupan sebagai unsur penting kearifan lokal ini tercermin dalam terciptanya jenis-jenis tembang jawa. Akan kita jabarkan secara singkat satu-persatu bagaimana kepiawaian para leluhur jaman dahulu menyampaikan pesan-pesan tersirat dalam jenis-jenis tembang jawa.

Fase kehidupan Manusia

11 tahapan kehidupan manusia yang tersembunyi dalam jenis-jenis tembang jawa, adalah sebagai berikut:

1. Maskumambang

Maskumambang salah satu jenis tembang jawa yang menyiratkan fase di mana ruh kita masih berada dalam keadaan 'mengapung' atau 'kumambang' di alam roh, sebelum akhirnya tiba ke dalam rahim yang gelap di dalam kandungan ibu kita.

2. Mijil

Mijil berarti keluar. Ini adalah fase bayi, di mana kita mulai mengenal kehidupan di dunia. Kita belajar bertahan di alam yang baru, di luar kandungan perut ibu.

3. Sinom

Sinom merupakan tahap kehidupan yang menggambarkan masa muda, di mana kita mulai tumbuh dan berkembang sambil mengenal hal-hal baru dalam hidup. Ini adalah periode di mana kita aktif belajar, menjelajahi dunia, dan menciptakan pengalaman berharga yang membentuk identitas dan pemahaman kita tentang dunia di sekitar kita.

4. Kinanthi

Kinanthi adalah fase dalam kehidupan yang menggambarkan periode pencarian jati diri, impian, dan makna diri. Selama masa ini, seseorang sering kali merenungkan tujuan hidupnya, mencari identitasnya, dan berusaha untuk memahami arti sejati dalam hidupnya. Kinanthi adalah waktu yang penting di mana seseorang merumuskan cita-cita dan mencari tujuan hidup yang lebih dalam.

5. Asmaradhana

Asmaradhana adalah tahap kehidupan yang paling dinamis dan berapi-api dalam pencarian cinta dan pasangan hidup. Ini adalah periode di mana perasaan cinta dan hasrat cinta berkobar-kobar, dan seseorang mencari pasangan hidup yang cocok.

Fase ini seringkali diwarnai dengan romantisme, tantangan, dan pertimbangan dalam menjalin hubungan asmara. Asmaradhana menandai momen penting dalam kehidupan di mana seseorang merasakan getaran cinta yang mendalam dan berusaha untuk menjalani hubungan cinta yang memenuhi harapannya.

6. Gambuh

Gambuh adalah fase dalam kehidupan yang menandai dimulainya kehidupan keluarga dengan ikatan pernikahan suci. Ini adalah saat di mana dua individu bersatu dalam ikatan pernikahan, membawa bersama visi, cita-cita, dan cinta kasih mereka. Fase ini mengharmonisasikan hubungan asmara menjadi sebuah komitmen yang lebih dalam, yang berfungsi sebagai fondasi bagi pembentukan keluarga. Gambuh mewakili awal dari perjalanan bersama sebagai pasangan suami-istri yang berbagi impian dan perjalanan hidup.

Kata gambuh dalam konteks bahasa Jawa merujuk pada upacara pernikahan atau ikatan pernikahan suci. Ini adalah saat di mana pasangan manusia secara resmi bersatu dalam pernikahan dengan upacara tradisional dan seremoni yang mengikuti tradisi budaya Jawa. Dalam budaya Jawa, pernikahan dianggap sebagai langkah penting dalam kehidupan, dan upacara pernikahan sering kali dipandang sebagai tindakan sakral yang mempersatukan dua individu secara sah.

Padanan kata dalam bahasa Indonesia untuk gambuh bisa mencakup istilah seperti "pernikahan," "upacara pernikahan," atau "ikatan pernikahan suci." Ini adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan peristiwa pernikahan dalam bahasa Indonesia. Dalam konteks budaya Jawa, "gambuh" sering memiliki makna yang lebih khusus dan sakral.

7. Dhandang Gula

Dhandang Gula adalah tahap dalam kehidupan yang mencerminkan puncak kesuksesan dalam hal pencapaian fisik dan materi, yang diwakili oleh istilah 'dhandang' yang berarti bejana dalam bahasa Jawa. Namun, penting untuk diingat bahwa selain kenikmatan manis dari pencapaian material, kesejahteraan hidup juga semestinya diimbangi dengan kenikmatan rohani dan spiritual.

Fase ini mengajarkan kita untuk mencapai keseimbangan antara keberhasilan material dan pencarian makna yang lebih berarti di dalam kehidupan, mengingat bahwa kebahagiaan sejati seringkali dapat ditemukan dalam kedamaian batin dan hubungan spiritual yang kuat.

8. Durma

Durma adalah tahap dalam kehidupan yang menandai perubahan fokus dari mencari kenikmatan pribadi (seperti gula) menjadi lebih berorientasi pada memberikan dan berkontribusi kepada orang lain. Ini adalah fase di mana individu merasa panggilan untuk berperan lebih aktif dalam tindakan sosial dan berbagi dengan sesama.

Durma mendorong tindakan sosial, pertemuan dengan teman-teman sepenjuangan, dan menjalin hubungan sosial yang kuat. Selama fase ini, seseorang menyadari pentingnya berbagi keberkahan hidup dengan orang lain dan bertindak secara proaktif untuk membangun masyarakat yang lebih baik.

9. Pangkur

Pangkur adalah tahap dalam kehidupan yang mencerminkan periode uzlah atau menghindar, di mana seseorang memasuki fase penyendiran, kontemplasi, dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Ini adalah saat di mana individu menjauhkan diri dari gemerlapnya kehidupan dunia untuk mendalami hubungan spiritual mereka dengan Yang Maha Kuasa.

Uzlah adalah istilah dalam bahasa Arab yang merujuk pada upaya seseorang untuk menjauhi dunia atau berdiam diri dari urusan dunia dan fokus pada spiritualitas dan ibadah. Ini adalah konsep yang sering ditemukan dalam konteks Islam, meskipun juga ada dalam beberapa tradisi spiritual lainnya.

Fase Pangkur sering melibatkan praktik-praktik keagamaan, meditasi, dan refleksi yang mendalam, dengan tujuan untuk mencapai kedekatan spiritual dan pemahaman yang lebih mendalam tentang makna kehidupan.

10. Megatruh

Megatruh adalah tahap akhir dalam kehidupan dunia, di mana Ruh atau Roh meninggalkan tubuh (megat: memisahkan diri). Ini adalah fase permulaan perjalanan menuju keabadian, yang menandai perpisahan dari dunia fisik dan peralihan menuju alam spiritual. Fase ini mencerminkan pandangan tentang kehidupan setelah kematian dalam budaya Jawa dan penting dalam pemahaman akan siklus kehidupan yang melampaui dunia fisik.

Dalam Megatruh, individu diyakini menuju keabadian dan mendekat kepada Yang Maha Kuasa. Fase ini sering diidentifikasi dengan proses kematian dan perpisahan dari kehidupan fisik, tetapi juga mencerminkan harapan akan kehidupan spiritual yang abadi. Ini adalah waktu di mana keluarga dan komunitas sering berperan dalam upacara pemakaman dan penghormatan terhadap individu yang meninggal, serta doa-doa untuk kebahagiaan spiritual mereka setelah meninggalkan dunia ini.

11. Pucung

Pucung adalah tahap akhir dalam siklus kehidupan menurut pandangan budaya Jawa, yang menandai kembalinya individu kepada Allah, Sang Murbeng Dumadi, atau Sangkan Paraning Dumadi. Ini dimulai dengan transformasi menjadi pocong, yaitu jenazah yang diselimuti kain kafan, dan ditanyai seperti dalam lagu pucung yang berisi pertanyaan. Fase Pucung adalah perjalanan menuju kebahagiaan sejati, yang mencakup pertemuan dengan Yang Mahasuci.

Dalam konteks ini, Pucung menggambarkan keyakinan dalam kehidupan setelah kematian dan harapan akan bertemu dengan Tuhan. Ini adalah tahap puncak dalam pemahaman akan perjalanan roh manusia yang melampaui dunia fisik menuju dunia spiritual.

Penutup

Melalui pemahaman yang lebih mendalam terhadap jenis-jenis tembang Jawa, kita semakin menyadari bahwa jenis-jenis tembang Jawa mengandung makna tersirat dan filosofi yang menjelaskan fase-fase kehidupan manusia. Sebelas tahapan ini menjadi pedoman penting bagi manusia Jawa dalam mengarungi perjalanan hidup di dunia ini.

Kira-kira Anda telah sampai di tahapan mana?

Next Post Previous Post
No Comment
Add a comment
comment url